Hai para pecinta sepak bola tanah air. Kalian sebagai fans sepak bola Indonesia apakah kalian tahu sejarah perkembangan sepak bola Indonesia. Lalu, adakah kaitan antara sepak bola kita dengan eksistensi agen judi bola Indonesia? Nah, kalian akan segera mengetahui jawabannya dengan menyimak artikel ini.
Sejarah Sepak Bola Indonesia & Agen Judi Bola
Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang paling populer di Indonesia setelah bulutangkis. Meski prestasinya tak sebaik prestasi cabang olahraga bulutangkis untuk level dunia, sepak bola begitu disukai oleh masyarakat kita. Sebelum asanya kemunculan agen judi bola, olahraga ini sangat seru dan menghibur. Terlebih jaman dahulu, hampir semua kompetisi sepak bola menyuguhkan permainan yang sangat fair dan sportif. Tak heran jika negara kita pernah mengirimkan timnas untuk mewakili Bangsa Indonesia saat Piala Dunia tahun 1938.
Olahraga sepak bola sendiri sudah ada di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda. Penjajah atau VOC membawa olahaga sepak bola ini ke Indonesia sekitar tahun 1930. Saat ada acara-acara besar, VOC kerap kali menyuguhkan olahraga yang satu ini. Pada masa ini, seorang pemuda pribumi yang baru saja lulus dari Universitas Harvard, Soeratin Sosrosoegondo pulang ke Indonesia dengan misi yang sangat memukau, yaitu mendirikan organisasi khusus sepak bola. Beliau lalu mendirikan PSSI.
Jauh sebelum adanya agen judi bola, ada masa awal mula pembentukan PSSI. Kisahnya berawal dari keinginan Soeratin yang ingin berkumpul bersama pemain bola. Pertemuan pun kerap dilakukan. Bahkan mereka secara rutin bertemu tanpa sepengetahuan tentara Belanda. Salah satu hasil pertemuan tersebut adalah kesepakatan untuk melakukan pertemuan dengan beberapa grup sepak bola dari Mataram, Bandung, Magelang, Madiun, Solo, Surabaya, dan Jakarta. Pertemuan perdana beberapa grup ini kemudian menjadi cikal bakal PSSI.
Pada masa penjajahan Belanda, PSSI begitu aktif di bidang politik. PSSI juga menjadi bagian dari gerakan politik yang menentang penjajahan Belanda. Sebagai institusi gerakan revolusioner, PSSI melalui grup-grup sepak bolanya, berusaha menyetarakan posisi mereka dengan NIVU (perkumpulan pemain sepak bola buatan Belanda).
Partisipasi Timnas Indonesia di Ajang Piala Dunia 1938
Berkat kepiawaian Soeratin dalam urusan negosiasi dan organisasi, singkat cerita PSSI dan NIVU melebur jadi satu. Nah, momen inilah yang kemudian membuat Soeratin sangat confident untuk mengirimkan pemain-pemain terbaiknya ke ajang Piala Dunia Perancis 1938 . Sayangnya, pemain-pemain yang terbang ke Perancis sebagian besar adalah pemain-pemain dari NIVU.
Pamor PSSI pada masa penjajahan Jepang meredup dan bahkan sempat bubar karena kondisi yang teramat sulit. Berbagai kompetisi sepak bola juga ditiadakan karena Jepang pada saat itu memanfaatkan para pemuda Indonesia untuk diperas tenaganya guna membangun rel-rel kereta api, jalan, jembatan, dan gua untuk kepentingan Jepang.
Seiring berjalannya waktu, PSSI dan dunia sepak bola Indonesia perlahan bangkit pasca penjajahan Jepang. Berbagai upaya dilakukan untuk memajukan olahraga di Indonesia, termasuk olahraga sepak bola. Berbeda dengan zaman sekarang yang penuh dengan intervensi bandar atau agen judi bola, dunia sepak bola pada masa Orde Lama begitu kompetitif dan menarik. Berbagai kompetisi ada guna menjadi ajang untuk pamer kualitas permainan klub. Sebut saja mulai dari Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 yang mana kompetisi ini adalah kompetisi lokal antar-klub. Ada juga kompetisi tingkat ASEAN seperti AFF yang mana timnas kita lolos ke babak final berkali-kali.
Berbagai Kasus dan Kontroversi PSSI Terkait Agen Judi Bola
Sayangnya Indonesia harus puas menjadi runner up sebanyak 5 kali dari tahun 1996 hingga tahun 2018. Padahal, dari segi teknis permainan, timnas kita tampil gemilang. Apakah ini ada keterkaitan dengan intervensi agen judi bola. Tidak ada yang tahu.
Tak sedikit penikmat sepak bola Indonesia yang memiliki asumsi demikian. Pasalnya, beberapa kali elit PSSI sering terlibat kasus hukum dan tuaian kontroversi. Saat perebutan Piala AFF 2010, misalnya. Kabarnya, ada skandal penyuapan yang tengah ramai. Ada juga kabar buruk soal PSSI yang tidak mendapatkan pengakuan dari FIFA sekitar tahun 2011 lalu.
Kontroversi lainnya yaitu peringatan dari Kemenpora tahun 2015 lalu yang tidak mendapat respon dari PSSI. Dan yang baru-baru ini ramai adalah adanya kasus pengaturan skor dan mafia bola yang menyeret sejumlah nama penting PSSI. Sebut saja Joko Driyono alias Jokdri (mantan PLT Ketum PSSI), Hidayat (Exco PSS), Johar Lin Eng (Exco PSSI), Asprov Jateng, ketua komite wasit, dan beberapa tersangka lainnya.
Kasus ini terjadi karena adanya kerjasama kotor antara bandar atau agen judi bola dan para tersangka. Kedua belah pihak memiliki tujuan yang sama, yaitu memperkaya sejumlah oknum dengan cara-cara kotor seperti ini.
Revolusi PSSI
Apakah kita para pecinta sepak bola Indonesia masih memiliki harapan untuk wajah baru sepak bola kita. Bisa! Dengan cara melalui revolusi besar-besaran pada tubuh PSSI. Dan dengan catatan perlu adanya perombakan besar-besaran, khususnya terhadap wajah-wajah lama para elit PSSI yang sudah puluhan tahun menjabat posisi penting. Sudah saatnya PSSI berubah dengan menggandeng pemuda-pemudi Indonesia yang ingin memajukan sepak bola tanah air, bukan memperkaya para agen judi bola.
Baca juga: Judi Bola Pengaruhi Prestasi Sepak Bola Tanah Air