Mafia Bola: Mulai dari pengaturan skor hingga aktivitas judi bola

judi bola
Sumber Gambar : https://master16.site/

Sudah menjadi rahasia umum bahwa mafia bola itu memang ada. Dunia sepak bola Indonesia sendiri, tengah mengalami nasib buruk. Bagaimana tidak; federasi sepak bola tertinggi di Indonesia saja, terbukti telah disusupi sejumlah pengkhianat. Mereka berkedok elit PSSI.

Para pengkhianat ini rupanya telah kongkalikong dengan agen bola besar. Baik yang bercokol di Indonesia, maupun bandar judi bola dari luar Indonesia.

Kita sebagai fans sepak bola tanah air tentu sangat kecewa dengan kondisi ini. Asa yang terus dibangun akhirnya tumbang oleh karena ulah oknum-oknum perusak wajah sepak bola Indonesia. Kasus mafia bola dan pengaturan skor sekitar 2 tahun lalu hanya satu contoh dari sekian banyak kasus yang memperlihatkan kebobrokan federasi sepak bola kita. 

Tak heran jika klub sepak bola dan timnas kita sulit berkembang. Apalagi berprestasi. Padahal, dari teknis permainan, banyak sekali pemain muda kita yang sangat berbakat. Dari segi kualitas fisik, pemain-pemain kita juga tak kalah unggul dengan pemain-pemain sepak bola dari luar. 

Buktinya adalah banyaknya intensitas kemenangan timnas kita di kompetisi-kompetisi kancah Asia dan ASEAN yang sering mengantarkan timnas kita lolos hingga ke babak final. Sayangnya, timnas kita rasa-rasanya selalu terganjal untuk menjadi juara. Bisa saja ini ada kaitanya dengan intervensi pihak lain seperti para agen judi bola yang turut ‘menyetir’ jalannya pertandingan. 

Lantas, seperti apa sejarah atau asal muasal munculnya bandar judi bola seperti agen Sbobet, baik di Indonesia maupun di luar Indonesia. Yuk simak informasinya berikut ini. 

Baca juga: Taktik Bandar Judi Bola Kian Canggih, tapi Rugikan Indonesia

Sejarah Perkembangan Sepak Bola

Sejarah perkembangan sepak bola menjadi ‘jembatan’ bagi munculnya bandar-bandar judi bola dunia melalui situs judi bola milik mereka. Olahraga sepak bola sendiri sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun lalu, tepatnya Cina pada masa pemerintahan Dinasti Han.

Saat itu, permainan sepak bola ini menggunakan media bola berlapiskan kulit hewan. Seiring berjalannya waktu, permainan bola ini terus eksis hingga ke Eropa dan menjadi salah satu olahraga favorit raja-raja Inggris. 

Sayangnya saat pemerintahan Raja Edward III, olahraga sepak bola sempat tidak boleh eksis karena sering menyebabkan konflik, perkelahian, dan hal-hal lain yang berbau kekerasan. Lalu olahraga ini kembali populer sekitar tahun 1800an. Sekolah Freemason menjadi pelopor yang mempopulerkan kembali olahraga ini, khususnya di lingkungan sekolah-sekolah.  

Sejarah FIFA

Sekitar tahun 1904, klub-klub atau tim sepak bola antar sekolah rutin mengadakan pertemuan untuk membahas berbagai rencana kompetisi sepak bola. Kompetisi ini nantinya menjadi awal mula adanya kompetisi sepak bola 4 tahunan level dunia, seperti Piala Dunia, Piala Eropa, dan lain sebagainya.

Pertemuan klub-klub ini kemudian menjadi sebuah federasi sepak bola dunia yang kita kenal sekarang dengan sebutan FIFA. FIFA adalah federasi sepak bola dunia yang berperan sebagai pengawas sekaligus penyelenggara berbagai kompetisi sepak bola dunia. FIFA juga bertugas sebagai pemberi sanksi bagi federasi-federasi sepak bola tiap negara. 

Sejarah PSSI

Federasi sepak bola Indonesia atau kita kenal dengan nama PSSI juga memiliki peran dan fungsi yang kurang lebih sama dengan FIFA, yaitu menyelenggarakan dan mengawasi berbagai kompetisi sepak bola local, mulai dari Liga 3 hingga Liga 1, Piala Presiden, dan AFF (bersama-sama dengan federasi sepak bola se-Asia Tenggara). 

Jauh sebelum PSSI dikait-kaitkan dengan bandar judi bola, PSSI dulu hanya kumpulan klub sepak bola dari beberapa daerah yang ada di Indonesia. Soeratin Sosrosoegondo yang merupakan seorang pemuda lulusan Harvard University menjadi pelopor pertemuan ini. Beliau adalah pemuda Indonesia yang begitu menyukai sepak bola. 

Usai menamatkan kuliahnya di luar negeri, Soeratin lalu membentuk sebuah perkumpulan yang beranggotakan pemain dan pengurus sepak bola dari berbagai daerah di Pulau Jawa seperti Bandung, Mataram, Solo, Madiun, Jakarta, Surabaya, Magelang, dan Mataram. Pertemuan ini kemudian berkembang menjadi PSSI. 

Bersama NIVU (sebuah perkumpulan pemain sepak bola buatan Belanda), PSSI pernah mengirimkan perwakilan dari Indonesia untuk mengikuti pesta sepak bola dunia, Piala Dunia 1938 di Perancis. Sayangnya, sebagian besar pemain yang terbang menuju Perancis adalah para pemain NIVU, bukan PSSI. 

PSSI Pasca Penjajahan Hingga Sekarang

Pasca penjajahan, PSSI mengalami kemajuan. Berbagai liga lokal diselenggarakan, seperti Liga 1, Liga 2, Liga 3, Piala Presiden, dll. Laga-laga ini benar-benar jauh dari intervensi bandar-bandar judi bola; tak seperti sekarang yang mana banyak elit PSSI ikut terlibat dalam kasus mafia bola dan pengaturan skor.

Sebagai penyuka sepak bola tanah air, sudah menjadi rahasia umum bahwa federasi sepak bola kita sejak beberapa tahun terakhir mempunyai citra yang buruk akibat ulah oknum yang juga menjadi elit PSSI. 

Tahun 2015 lalu, misalnya, saat di laga final Madura FC vs PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo, Yogyakarta, yang berakhir dengan kemenangan PSS Sleman. Pada laga ini, rupanya ada pengaturan skor yang pada akhirnya memenangkan klub kebangaan warga Sleman, PSS Sleman. 

Hidayat dan Johar Lin Eng yang tak lain adalah dua Exco PSSI ikut terlibat dalam pusaran kasus ini. Kasus yang melibatkan bandar judi bola kelas kakap ini tentu saja sangat mengejutkan bagi para pecinta bola Indonesia. Meski begitu, banyak fans sepak bola kita yang mengaku senang karena pada akhirnya keterlibatan elit PSSI terbukti benar adanya. 

Sejarah Munculnya Bandar Judi Bola 

judi bola online
sumber: lawinsport.com

Bandar judi bola adalah orang yang memanfaatkan berbagai kompetisi pertandingan sepak bola dengan mengajak orang lain untuk memasang taruhan untuk mendapatkan keuntungan. Bandar judi bola sekarang ini menjalankan aksinya melalui sistem online yang mana bandar judi yang bersangkutan menggunakan koneksi internet dan PC atau laptop maupun Smartphone sebagai medianya. 

Nah, pasti banyak dari kalian yang penasaran sejarah atau asal usul adanya judi bola. Rupanya judi bola pertama kali muncul sekitar tahun 1820an yang mana saat itu ada seorang bangsawan yang sedang berada dalam perpustakaan merasa ingin tahu dengan pertandingan sepak bola yang ada di sekolahnya. 

Ia kemudian meminta tolong kepada temannya untuk menginformasikan jalannya pertandingan. Temannya lalu bertaruh denganya dengan mengatakan klub atau tim mana yang akan menang. Model taruhannya sangat sederhana. Pihak yang menebak dengan tebakan yang salah, ia harus memberikan pihak lainnya keuntungan. Keuntungan bisa berupa uang atau barang berharga lainya sesuai dengan kesepakatan. 

Judi bola era modern ini kurang lebih memiliki cara main yang sama. Hanya saja judi bola modern ini melibatkan pemain dengan jumlah yang jauh lebih banyak dan dengan total taruhan yang lebih banyak juga. Hal ini disebabkan oleh karena judi bola modern saat ini dioperasikan secara online. 

Baca juga: Agen Judi Bola & Sejarah Sepak Bola Indonesia

Negara-Negara yang Melarang Praktik Judi Bola

Indonesia bukan satu-satunya negara yang melarang keras perjudian, termasuk judi bola online. Ada beberapa negara lainnya yang juga dengan tegas melarang adanya perjudian. Sebagian besar negara yang menerapkan pelarangan judi adalah negara-negara Asia dan negara-negara Timur Tengah; dan berikut list nama negara yang tidak melegalkan judi:

  • Uni Emirat Arab
  • India
  • Singapura
  • Nigeria
  • Gambia
  • Pakistan
  • Korea Utara
  • Cina

Namun ada beberapa negara tersebut yang memiliki ketentuan lain soal judi. Misal Korea Utara yang melarang warganya bermain judi, sedangkan jika ada warga negara asing yang terbukti bermain judi, hukumnya sah-sah saja.

India dan Cina juga menerapkan aturan yang  sama soal Sportsbook. Dua negara tersebut memperbolehkan perjudian seperti kasino dan lotere , sedangkan semua jenis judi olahraga, termasuk judi bola, termasuk permainan judi ilegal. 

Baca juga: Judi Bola Online Dilarang Di 8 Negara Ini

Jenis Judi Bola

Secara umum, berdasarkan sistem operasionalnya, terdapat 2 kategori judi bola: judi bola online dan judi bola offline. Teknik permainan kedua jenis judi bola ini kurang lebih sama, hanya saja berbeda pada kepraktisan dan jumlah pemain. 

Karena beroperasi secara online, wajar jika jumlah pemainnya relatif besar. Jumlah taruhannya juga bervariasi. Sistem pelaksanaannya juga cepat dan real-time sesuai dengan hasil terkini dari match atau laga cabang olahraga yang tengah bermain. 

Ketua PSSI untuk wilayah Jawa Barat, Tommy Apriyanto, menambahkan bahwa judi bola terbagi menjadi 2, yaitu judi bola yang dapat mempengaruhi hasil akhir sebuah pertandingan dan judi bola yang tidak mempengaruhi hasil akhir sebuah pertandingan.

Jenis  judi bola yang pertama ini yang paling sering terjadi di Indonesia. Bandar-bandar judi bola kerap aktif menjalankan aksinya dengan cara menjalin kerjasama dengan perangkat pertandingan, pemain, pelatih klub, dan bahkan oknum federasi. 

Seperti yang pernah ‘menghantam’ PSSI tahun 2018 lalu yang mana ada keterlibatan oknum-oknum PSSI yang terbukti telah memfasilitasi bandar-bandar judi bola kelas kakap untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan tersebut lalu dibagi dengan oknum-oknum lainnya termasuk mereka yang dari PSSI.

Berbeda dengan jenis judi bola yang pertama, jenis judi bola yang kedua, masih menurut Tommy, adalah judi bola yang tidak mempengaruhi hasil akhir suatu pertandingan. Biasanya judi bola semacam ini hanya sekedar tebak-tebakan ringan namun dengan taruhan. Misal, siapa pemain yang menciptakan gol pertama, siapa pemain yang mendapat kartu merah, dan lain sebagainya. 

Baca juga: Asal Usul Judi Bola Online di Indonesia

Taruhan/ Judi Bola di Dunia Sepak Bola Tanah Air

Bukan rahasia umum lagi bahwa dunia sepak bola kita telah tercoreng reputasinya oleh karena beberapa ulah oknum, termasuk elit PSSI, yang rupanya telah menjalin kerjasama dengan bandar judi bola. Hal ini terbukti dari terungkapnya kasus mafia bola dan pengaturan skor yang menyeret 14 nama tersangka. 

Dua tersangka adalah Exco PSSI yang sudah lama menjabat sebagai Exco penting PSSI. Keduanya kini tengah menjalani hukuman pidana. Kasus ini juga telah menjadikan beberapa orang menjadi tersangka, termasuk mereka yang sebelumnya tidak pernah terlibat dalam kasus mafia bola ataupun kasus pengaturan skor. 

Mereka adalah dua OB dari Kantor PT Persija dan Kantor PSSI, dan seorang supir pribadi Joko Driyono. Nama Joko Driyono juga ikut terseret dalam pusaran kasus ini. Pria yang hanya menjabat sebagai PLT Ketum PSSI selama beberapa hari ini terbukti telah memberi instruksi kepada dua OB dan supir pribadinya untuk mengambil dan merusak sejumlah dokumen PSSI dan Persija. 

Dari sini ada dugaan bahwa sebenarnya Jokdri mengetahui kasus ini. Ia lalu berusaha ingin menghilangkan barang bukti agar namanya tak bisa tercatut. Satgas Antimafia bekerja cepat dengan segera mengamankan barang bukti yang tersisa dan juga langsung mengamankan ketiga tersangka. 

Selang sehari saja, Satgas Antimafia lalu menjemput Jokdri untuk menjalani masa penyidikan. Dan benar saja, Jokdri mengakui perbuatannya. Kini bersama dua Exco PSSI, mantan PLT Ketum PSSI ini tengah menjalani masa hukuman dan denda. 

Baca juga: Jenis Judi Sepak Bola Indonesia Menurut PSSI

Keuntungan Finansial Judi Bola Capai Puluhan Miliar Rupiah

Dalam sebuah seminar dengan tajuk ‘PSSI Harus Baik’, Jokdri pernah mengungkapkan bahwa tidak semua judi bola berdampak negatif. Menurutnya, ada satu dampak positif dari judi bola. 

Dampak positif dari adanya judi bola adalah kita bisa menjadi lebih baik dalam mendeteksi praktik-praktik judi bola hanya melalui taruhan. Jokdri juga menambahkan saat La Nyalla memimpin PSSI, federasi ini telah menjalin kerjasama dengan Sport Radar. PSSI dan Post Radar memiliki tugas untuk membuat sebuah sistem peringatan dini apabila terjadi praktik pengaturan skor. Sistem peringatan dini ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi adanya praktik pengaturan skor dari jenis pola taruhan.

Masih dari acara seminar yang sama, Jokdri bahkan berani membuka data Liga 1, khususnya data-data yang terkait dengan jumlah taruhan milik bandar judi bola. Total jumlah taruhan yang terkumpul capai 70 miliar rupiah. 

Mantan PLT Ketum PSSI ini berpendapat bahwa  semakin besar total jumlah taruhan untuk satu laga, artinya peminat sepak bola kita semakin banyak. Sebaliknya, jika total nominal taruhan menurun, peminat sepak bola kita juga artinya berkurang. 

Jokdri pun menekankan bahwa jika total taruhan judi bola yang terlampau besar ini jangan diartikan sepak bola kita buruk dan kacau. Semakin tinggi nilai taruhan berarti tingkat kepercayaan penikmat sepak bola kita tinggi. Kita tidak bisa mengatur sepak bola, kata Jokdri. 

Baca juga: Pecah Rekor! Profit Judi Bola Indonesia Capai 70 Miliar

Terungkapnya Kasus Mafia Bola dan Pengaturan Skor Sepak Bola Indonesia

mafia sepak bola
sumber: kompasiana.com

Kasus mafia bola dan pengaturan skor pertama kali muncul dalam sebuah acara milik salah satu stasiun TV kita. Melalui acara Mata Najwa, Najwa Shihab mengundang beberapa narasumberseperti manajer Madura FC, mantan runner kasus pengaturan skor, perwakilan PSSI, perwakilan POLRI, Asprov, dan beberapa narasumber lainnya. 

Melalui keterangan mantan runner, terungkap bahwa praktik pengaturan skor rupanya telah berlangsung sejak lama. Dan lebih mirisnya lagi adalah praktik ini terselubung; artinya melibatkan hampir semua pihak, seperti perangkat pertandingan, pelatih klub, manajer klub, pemain, runner, Komite Wasit, Asprov, dan bahkan Exco PSSI. 

Ada dugaan juga bahwa ada keterlibatan elit PSSI dalam kasus ini. Dan benar adanya, selang beberapa bulan kasus ini terungkap, Jokdri, yang hanya beberapa hari saja menikmati jabatan barunya sebagai  PLT Ketum PSSSI, pada akhirnya menjadi ‘tamu’ Satgas Antimafia Bola. 

Jokdri terbukti terlibat dalam kasus pengrusakan barang bukti berupa sejumlah dokumen melalui tiga pesuruhnya, yaitu 2 OB kantor PSSI dan seorang supir pribadi Jokdri.

Kita sebagai pecinta sepak bola tanah air sangat berharap bahwa kejadian ini adalah akhir dari buruknya wajah sepak bola kita. Kita sambut revolusi PSSI. Kepengurusan PSSI yang baru mudah-mudahan jauh lebih baik. Mereka, para elit PSSI yang baru semoga bisa memajukan sepak bola kita. Perlahan tapi pasti, sepak bola kita siap bersaing baik bersaing dalam skala dunia maupun Asia. 

Baca juga: Mafia Judi Bola dan Kasus Pengaturan Skor di Liga Indonesia

Kesimpulan

Demikian ulasan kami tentang berbagai fenomena bola dan perjudian di dalamnya. Sulit untuk dihentikan, apalagi dengan dukungan teknologi, siapa pun dapat dengan mudah mengakses ribuan daftar situs judi online yang menyediakan berbagai jenis permainan judi. Termasuk judi bola.

Dalam hal ini, kita perlu mawas diri dan bersikap dewasa untuk menyikapinya.